Jumat, 16 Juli 2010

BUTIRAN AIR MATA 1

Rhiella berjalan cepat di koridor sekolah seraya menangis terisak. Orang-orang yang berada di sekitarnya memperhatikannya tapi ia tidak memperdulikan hal itu. Hatinya sangat sakit seperti tersayat oleh pedang tajam. Perih. Sakit tak tertahankan. Air matanya tak dapat ia tahan. Ternyata selama ini, ia telah salah mempercayakan semua rahasianya kepada Kynna.


Kynna seseorang yang begitu Rhiella percaya. Kynna seseorang yang selalu berada di dekatnya. Kynna yang begitu baik. Tapi, ternyata semua itu hanya tipuan belaka. Ternyata dibalik itu semua, Kynna menyimpan pedang tajam yang telah ia siapkan untuk menghunus Rhiella dari belakang.
“Rhiella.. Rhiella..” Seseorang memanggilnya dari arah belakang.
Rhiella tahu itu suara Kynna. Tapi, ia tidak akan lagi mau mendengar semua kata-kata yang akan ia lontarkan. Ia tidak akan menghentikan langkahnya. Rhiella terus melangkahkan kakinya dengan cepat. Ia tidak mau mengerti tentang apa yang telah terjadi. Yang ia tahu saat ini adalah Kynna yang telah mengkhianatinya. Kynna yang telah menyayat hatinya.

“Rhiella.. Tunggu.. Aku mau ngejelasin semuanya.” Suara Kynna semakin terdengar jelas. Kynna dapat menyusul Rhiella. Langkah mereka sejajar. Kynna menahan tangan Rhiella hingga Rhiella menghentikan langkahnya.

“Engga ada yang perlu dijelasin, Na. Semua udah jelas. Lo ngehianatin gue. Gue engga nyangka ternyata lo setega itu. Lo munafik, Na. Lo jahat.” Bibir Rhiella bergetar menahan tangis. Ia menghentakan tangannya dari genggaman tangan Kynna.
“Engga kayak gitu. Lo salah paham. Lo salah.” Air mata Kynna menggenang dipelupuk matanya.
“Siapa yang salah paham. Gue lihat dengan mata gue sendiri. Lo. Lo dengan Tio… Kalian….”
“Rhiella…”
“Lo jahat, Na. Lo ngejebak gue. Lo….” Rhiella tak meneruskan ucapannya. Ia berlari meninggalkan Kynna dan segerombolan orang yang ternyata telah mengerubungi mereka.
“Rhiella. Tunggu.” Seseorang menghadang jalan Rhiella hingga ia terpaksa harus menghentikan langkahnya. Tio. Seseorang yang sangat ia sayangi. Seseorang yang telah pula menyakitinya.
“Rhiella dengerin aku.”
Rhiella menunduk. Ia tidak mampu menatap mata Tio. Rhiella sangat menyayangi Tio. Tapi ternyata semua orang yang ia sayangi menyakitinya.
“Lo sama Kynna. Sama. Kalian sama-sama munafik.” Suara Rhiella bergetar. Dengan sekuat tenaga Rhiella menatap mata Tio. Mata bening yang dulu sangat Rhiella kagumi sekarang berubah menjadi sesuatu yang sangat Rhiella benci.
“Kamu boleh marah sama aku. Tapi aku mohon. Jangan buat Kynna menangis. Aku mohon, Rhiella.”
“Oh.. Jadi gini. Jadi selama ini, hubungan kita engga ada artinya. Menurut kamu Kynna lebih penting dari pada aku. Ternyata selama ini yang lo sayangi itu bukan gue, tapi Kynna. Kenapa engga dari dulu lo mutusin hubungan kita. Kenapa lo diam-diam ngejalin hubungan sama Kynna? Lo jahat. Kenapa? Kenapa kalian begitu jahat sama gue. Kenapa?” Bibir pucat Rhiella bergetar. Tangisnya semakin menjadi. Ia memukul-mukul dada Tio.
“Karena aku… Aku… Aku sayang Kynna bukan… Kamu.” Suara Tio terdengar bergetar.
Rhiella menatap tajam mata Tio, mencari kebenaran di dalamnya. Tapi tak ada. Rhiella tak sanggup membaca hati orang yang sangat disayanginya itu. Rhiella tak dapat menahan tangisnya. Rhiella berlari menabrak Tio.
“Rhiella maaf..” Tio berkata lirih ketika Rhiella telah sangat menjauh.
Rhiella melemparkan diri ke atas tempat tidurnya. Hatinya sangat kesal dan lelah. Semua yang terjadi hari ini diluar dugaannya. Tak ada lagi senyum untuk Rhiella. Tak ada canda penggugah tawa untuk Rhiella. Semua pergi meninggalkannya. Semuanya sangat kacau. Setiap kali ia mengingat kejadian yang terjadi tadi…
Tio tanpa canggungnya menggenggam tangan Kynna kemudian membelai rambutnya. Mereka tampak begitu mesra. Mereka… Mereka…
Air mata Rhiella terus membasahi pipi halusnya. Dadanya sangat sesak. Kepalanya sangat penat. Ia tak memiliki semangat untuk hidup lagi. Badannya lemas, dadanya sakit.
Setiap kali mengingat kejadian tadi, amarahnya memuncak. Rhiella tidak tahu siapa yang harus ia salahkan. Kynna, Tio atau dirinya sendiri. Ia harus menyalahkan Kynna. Ya Kynna.. Karena Kynnalah yang telah menghancurkan semuanya.
TIDAK. TIDAK.
to be continued... ♥

Tidak ada komentar:

Posting Komentar